Kamis, 17 Desember 2009

LOVE IS A CRAZY THING

. Kamis, 17 Desember 2009

Lilin tersenyum sendiri ketika ia melihat Andre. Kedua temannya, Bily dan Vel juga ikut tersenyum melihat gelagat temannya itu.
"Woi, udahan ... nanti dikira gila lagi" Kata-kata Bily menghentikan keasyikan Lilin.
"Ih, biasa aja kali." Lilin menimpali.
"Yang biasa tuch harusnya kamu. Orangnya udah lewat dari tadi masih senyum." Kata Vel.
"Lin, kalo dia udah pergi gimana?"
"Gimana ya Ly. Aku belum kepikiran sampe kesitu."
"Lho, kok belum sich?! Eh, Lin! Dia itu kelas 3 bentar lagi mau lulus. Kok belum dipikirin sich?" tiba-tiba Vel menimpali pernyataan Lilin.
"Vel, bukan gitu juga sich. Tapi ..."
"Bukan gitu gimana?" tanya Bily.
"Tahu sendiri kalo aku tu secret admirer, jadi ya gak bisa ngapa-ngapain ama hubungan ini."
"Ngomong kek." Kata Vel.
"Aje gile! Cewek ngomong duluan?? Situ gak salah? Malu-maluin tahu!" sentak Bily.
"Ya, dicoba ..." sahut Vel.
"Vel, gimanapun juga, aku masih punya harga diri. Suka sich suka, cinta sich cinta tapi kalo mpe nembak duluan ... ya ogah! Mending diterima nah, kalo gak gimana? Mau ditaruh dimana mukaku?? Apalagi dia juga lumayan populer, apa kata anak laen? Please deh Vel, pikir dulu kek kalo ngomong." Lilin tiba mencecar Vel habis-habisan.
"Iya-iya gak usah sewot dong." Vel pun menyesal.
œ�

Adalah Kalin Natasya, Nabilia dan Marvella Riana, tiga sahabat yang menjalin persahabatan sejak SMP. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan panjang semester 2 dan awal menjadi siswa kelas 3 SMA.
"Panasnya ....."Vel mengeluh dengan udara yang panassss banget.
"Iyah ..... " Bily mengiyakan. "Lho, Lin kenapa masih pake jaket sich? Mank kamu gak panas?"
"Dikit ...." Jawabnya lesu.
Istirahat pertama terasa membosankan. Kantin penuh disesaki para manusia kelaparan, membuat ketiga sahabat ini terpaksa duduk di depan kantin. Nunggu kalo udah agak sepi.
"Lin, kenapa?" tanya Bily.
"Iyah, kenapa sich? Koq murung gitu? Ada juga kalo pas pertama masuk sekolah seneng bukan muka ditekuk gitu." Vel menimpali.
Lilin tetap murung. Tahun ini terasa berbeda, dulu waktu dia masih kelas 2 dia masih bisa liat si Andre tapi sekarang .... sepi. Lilin juga tahu kalo dia cuma ngefans doang tapi rasanya .... perasaan Lilin lebih dari seorang fans terhadap idolanya.
"Lin, jajan yuk! Dah agak sepian nich ..." ajak Vel.
"Hm .." Lin langsung beranjak bangun. Sementara kedua sahabatnya mulai mengerti keadaan Lilin sekarang.

Bel berbunyi, mereka bertiga mulai meninggalkan kantin sampai Lilin .....
"Andre......" Langkah Lilin terhenti ketika seseorang berjalan ke arah kantin.
"Apa, Lin?" kata Bily dan Vel bersamaan.
Bily dan Vel pun dilanda kebingungan. Mana Andre? Bukannya dia dah lulus? Masa tiba-tiba balik? Ini kan masih jadwal masuk kuliah.
"Lin, mana Andre?" tanya Bily
Seseorang yang dikira Andre pun lewat di depan Lilin, membuyarkan lamunannya.
"Eh, gak koq! Yuk masuk! Nanti Bu Rini marah lagi." Kata Lilin gugup.
Lilin segera saja ngeloyor pergi diikuti Vel dan Bily.
œ�

Di sebuah kamar tampak seorang gadis duduk di ranjang tempat tidurnya. Senyumnya terkembang. Sejak bertemu dengan cowok yang mirip Andre wajah Lilin berbunga-bunga. Dia mulai bergumam ...
"Siapa dia?"
œ�
"Pagi ....." Sapa Lilin pada Vel.
"Pagi ...."
"Yang laen mana Vel? Koq cuma kamu doang?"
"Tau tuch! Penyakit telat mereka mulai kumat kali."
"Eh, kluar yuk! Sambil nungguin anak-anak."
"Yuk."

Udara pagi ini cukup dingin. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.45 dan baru mereka yang datang. Tiba-tiba mata Lilin menangkap sosok seseorang yang dia kenal.
"Kenapa Lin?"
"Tau gak Vel?"
"Apa?"
"Ada adek kelas yang mirip ma Andre."
"Serius? Kelas berapa?"
"Gak tau, makanya hari ini aku mau cari tau. Bantuin aku ya?"
"OK!"
œ�
Pelajaran Sejarah tuch agak membosankan. Kenapa? Karena gurunya membosankan. Bukannya mau ngejelekin tapi aduuuuh ni Guru ampun deh bikin ngantuk doang. Lilin menoleh ke belakang.
"Ly, ngantuk nich."
"Sama Lin, mata tinggal lima watt doang"
"Eh, aku belum crita ya?"
"Apaan?"
"Tadi aku liat ada adek kelas yang mukanya mirip Andre."
"Oh, yang bikin kamu nglamun di depan kantin itu?"
"He'eh. Jadi nanti pas istirahat kamu ma Vel bantuin aku cari tau siapa tu cowok ya?"
"Iya deh. Paling gak ni buat have fun kamu setelah gak da Andre."
"Mungkin ya ..."
Mereka berdua tersenyum bahagia. Tapi apa hanya have fun? Lets see ...
œ�
Istirahat kali ini jadi misi mereka. Lilin terlihat semangat. Lilin merasa agak gugup tapi tak terlihat. Dia memang ingin tau siapa nama cowok itu tapi dia tidak terlalu berharap. Let it flow.
"Ly, liat itu Andre!"
"Mirip doang Lin!" kata Vel.
"Iya-iya. Kliyatannya dia mau ke kantin sebelah bareng temen-temennya."
"Itu ya cowok yang mirip Andre. Agak mirip. Pantesan kamu suka." Kata Bily.
"He he he ...."
"Tapi Lin, ini ya kayak peribahasa gak da ranting, akar pun jadi." Kata Vel.
"Bener tuch, gak da Andre ...." kata-kata Lin terpotong ketika seseorang mulai berteriak.
"Tachibana!"
Sontak anak yang dipanggil menoleh.
"Apa?" tanyanya.
"Kantin sini dulu. Gue mau nambah lagi."
"Gue tunggu disini" Jawabnya dingin.

Jadi namanya Tachibana ..... Senyum Lilin terkembang.
" ..... Tachibana pun jadi." Kata Lilin dalam hati.
Kedua sahabat Lilin pun mulai tersenyum. Gotcha! I get u ….
œ�
Saat pulang sekolah.
"Vel, kamu tau gak siapa temennya Tachibana tadi?" tanya Lin.
"Kalo gak salah namanya Ricki. Mau cari tau lewat dia ya?"
"Makasih pak." Katanya pada penjual siomay depan sekolah. "Iya dong. Bantuin ya?"
"Gak memohon pun kita pasti bakal bantuin kamu." Kata Bily. "Pak, siomaynya komplit 2000." Kata Bily pada penjual siomay.
"Iya, Neng!" Jawab penjual siomay.
"Lho, Lin itu kan Ricki!" kata Vel sambil menunjuk ke arah Ricki.
"Eh, iya! Ayo Vel cari tau! Ly, tunggu bentar ya! Ntar Ricki-nya keburu pergi."
"Iya, cepetan!"

Terburu-buru mereka menghampiri Ricki.
"Hei! Hei! Adek kelas! Ricki!" teriak Vel.
Yang punya nama langsung menoleh.
"Ada apa?"
"Ricki ya?" tanya Lilin.
"Iya, kenapa?"
"Temennya Tachibana?" tanya Vel.
"Iya. Ada apa sich?"
Lilin dan Vel saling memandang. Sementara Ricki mulai penasaran.
"Boleh tau gak ..." tanya Vel.
"Nomor HP Tachibana ... " Lilin melanjutkan.
"Oh, itu. Bentar." Katanya sambil mengeluarkan HP-nya.
Ricki mulai mencari nomor Tachibana.
"Nomornya … "
"Bentar …."kata Lilin sambil mengeluarkan HP-nya.
"086327777" kata Ricki.
"Udah. Makasih ya."
"Iya. Udah kan, Mbak?"
"Udah. Eh, tapi jangan bilang Tachibana kalo kita minta nomor HP-nya. OK?"
"Iya."
"Ya udah, pulang gih! Makasih ya." Kata Lilin.
Ricki mulai pergi. Dan kedua gadis itu tersenyum bahagia.
"Gimana?" tanya Bily tiba-tiba.
"Udah ya? Cepet banget, bukannya rame?" tanya Vel.
"Iya, tu penjual tangannya agak cekatan. Eh, gimana Lin?"
"Dapet!" jawab Lilin
"Siip deh!"
œ�
"Vel, coba hubungi Tachibana!" kata Lilin.
Nongkrong pas istirahat tu nyenengin lho! Hm … apalagi kalo sambil ngomongin cowok.
"Kenapa gak kamu aja sich?" tanya Bily.
"Gak ah, coba dulu pake nomornya Vel. Kali aja kan Ricki bo'ong." Jawab Lilin.
"Berapa nomornya?"
"086327777. Ayo cepet!"
"Bentar, Bu!" kata Vel menenangkan Lilin.
Vel mulai memencet tombol dial. Tak berapa lama kemudian terdengar nada sambung.
"Eh, nyambung koq!" kata Vel.
"Beneran?" tanya Lilin.
"Iya!" jawab Vel.
"Tutup! Tutup!" kata Bily terburu-buru.
Vel menutup telponnya.
"He he he ... akhirnya." Lilin lega banget.
"Kita tunggu kelanjutannya teman!" kata Bily.
œ�
Malam ini Lilin mulai sms Tachibana, berharap sambutan baik menghinggapinya.

Hi ....!

Tak lama HP Lilin berbunyi,

Hi juga ....

Tuhan!!!! Makasih!!!!!!! Segera ia menjawab ...

9Y nGapa!n neehh?

HP-nya berbunyi lagi ...

Gy nonton tv
Siapa ya?

Senyum Lilin terkembang melihat jawaban Tachibana.

Lilin. Gan9gu gak?

Lagi ... berbunyi ...

Oh, Hi Lilin! Gak ganggu kok

Thx God!!!!! Malem tu Lilin menikmati kegiatannya itu.
œ�
Belakangan Lilin mulai menikmati hubungannya dengan Tachibana. Dia ramah banget. Lilin suka. Setiap hari dia bercerita pada Vel dan Bily tentang perkembangannya dengan Tachibana. Bahkan ketika Lilin sms ..

JdikaN cntA sb9 kmbn9 aPi ...
MesKi sIngkaT,,tpI smuA
akaN mn9aguMi keindhaNny,,
jdKan sprtI Li2n y9 reLa haNcur deMi
mNeran9i Org y9 dsyaNgi

atau ....

gUnuNg mnaNgiS kRn
khiLanGan huTanNy.
huTan mnaNGis kRn khilanGan ph0nNy
laUT mnaNgis kRn
khLaNgan teruMbu KranGny...
buMi mnaNgis kRn khlaNgan guNuNg,
huTan n lauTny..
pY cMua ikT bsedih n mnaNgis saaT
mELihaTku mEraNa
khLanGan ssUaTu yG
cGd bhaRga ...
i2 adH kM ....

Kedua sahabatnya pun mulai senang dengan perubahan sikap Lilin. Lama-kelamaan perasaan Lilin berubah, bukan hanya seorang fans terhadap idolanya tapi kali ini dia benar-benar suka ....
œ�
Sampai suatu pagi ....
"Vel! Ly! Denger deh!"
" Ada sich? Pagi-pagi dah gempar!" kata Bily.
"Tadi malem aku sms Tachibana lagi trus dia bilang kalo dia udah berkeluarga. Masa sich anak kelas 2 SMA dah berkeluarga?"
"Ya iyalah. Mank kedua orang tuanya bukan kluarganya? Pantes donk kalo dia ngomong gitu." Kata Bily.
"Iya yah, bener juga. Tadi malem aku sempet ngirain dia bo'ong tapi dia tetep keukeuh kalo dia udah berkeluarga. Makasih Ly."
"Makanya jangan suudzon dulu. Pikir dengan kepala jernih." Kata Vel.

Tapi pagi itu adalah awal dari sebuah perubahan besar bagi Lilin.
œ�
Singkat cerita ....

"Teman-teman! Dia ngajakin ketemuan!" kata Lilin girang.
"Di mana?" tanya Vel
"Hoka-Hoka Bento."
"Kapan?" tanya Bily.
"Pulang sekolah ini."
"Ya udah, temui aja. Kita temenin deh." Kata Bily.
"OK!

Sampai di HokBen (Hoka-Hoka Bento-red) mereka mulai mencari-cari Tachibana.
"Ada gak?" tanya Lilin.
"Gak da deh." Kata Vel.
"Tapi tadi ada Honda Tiger di parkiran." Kata Bily.
"Telpon dulu deh ..." kata Vel.
Lilin menghubungi Tachibana. Selang beberapa saat.
"Dia udah nunggu koq. Katanya pake jaket item, gitu."
"Trus ...." Bily mulai tidak sabar.
"Ya, itu tadi aku bilang aku pake baju biru."
Kemudian, selang beberapa saat, seorang bapak-bapak berjaket hitam menghampiri mereka. Kontan Lilin langsung shock. Dia tak percaya, begitupun kedua sahabatnya. Tiba-tiba mereka langsung berlari kencang. Lilin menahan air mata sambil berlari. Pikirannya kalut. Tak lama tangisnya pecah. Tuhan .... katanya dalam hati.
Hosh hosh hosh hosh ....
"Lin, bapak-bapak tadi ....." kata-kata Vel terputus.
"Aku g tau ... hiks hiks hiks ... kenapa yang muncul bapak-bapak?" Katanya terisak.
"Tenang, tenang Lin. Telpon lagi deh." Kata Bily.
"Iya telpon lagi." Saran Vel.
Lilin mencoba menenangkan perasaannya dan mencoba mengubungi "Tachibana".
"Halo,."
"Halo, Lilin?"
"Iya,. Kamu pake jaket item?"
"Iya, kamu pake baju biru itu kan? Kenapa lari?"
Wajah Lilin pucat pasi. Bapak-bapak = Om-om??? Lilin menutup sambungannya. Kali ini ia benar-benar tak bisa menahan tangisnya lagi. Kenapa jadi gini???? Tiba-tiba seorang lelaki muda menghampiri mereka. Ketiganya terkejut.
"Yang namanya Lilin mana? Kamu?" tanyanya sambil menunjuk Bily
"Bukan!" jawab Bily.
"Kamu?" tunjuknya pada Vel.
"Bukan! Kata Vel. "Dia!" tunjuk Vel dan Bily bersamaan.
"Kamu Lilin?" tanyanya lagi.
"Ayo temui guru kami." katanya
Guru???? Apa-apaan ini???

Awalnya Lilin bersikeras tidak mau tapi setelah dibujuk beberapa kali akhirnya dia bersedia walau ia tau sekali perasaannya hancur. Dia juga punya alasan lain, dia ingin minta maaf. Usianya kini masih remaja, dan ia tidak ingin dianggap perempuan yang tidak baik gara-gara sering sms bapak-bapak. Sesampainya di sana jantungnya berderap kencang, pikirannya kalut. Tangisnya semakin menjadi-jadi ketika ia diminta bercerita oleh bapak-bapak tadi kenapa Lilin sering sms bapak-bapak itu. Dan dia baru tahu kalo bapak-bapak tadi bernama Pak Dhimas, seorang guru SMA di kotanya. Pak Dhim juga mengajak murid-muridnya untuk menemani menemui Lilin bertiga, karena dia yakin Lilin dan kawan-kawan pasti akan shock. Setelah puas bercerita barulah perasaan Lilin lega. Dan barulah tersadar bahwa ia telah mempermalukan dirinya di depan semua orang. Tapi dia masih tetap shock. Jadi selama ini dia udah sms-an sama seorang Guru yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak???? What a crazy is it!!!!! Ya Ampyyuuuuuuunnnn .....
-End-
Wonosobo, Desember 2008

blog comments powered by Disqus
 
{redundasi.blogspot.com} is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Santosa